A. Riwayat Hidup
Auguste Comte, memiliki nama panjang Isidore Marie Auguste François
Xavier Comte, lahir di Montpelier, Prancis pada tanggal 19 Januari 1798.
Orang tua Auguste Comte berasal dari kelas menengah dan akhirnya sang
ayah meraih posisi sebagai petugas resmi pengumpul pajak lokal. Meskipun
ia adalah seorang mahasiswa yang cerdas, namun Comte tidak pernah
mendapatkan ijazah sarjana. Ia dan seluruh mahasiswa seangkatannya
dikeluarkan dari Ecole Politehnique karena gagasan politik dan
pembangkangan mereka. Pemberhentian ini berdampak buruk pada karir
akademis Comte. Pada tahun 1817 ia menjadi sekretaris dan “anak angkat”
Claude Henri Saint- Simon, seorang filusuf yang empat puluh tahun lebih
tua dari Comte (Manuel, 1962:251). Mereka bekerja sama selama beberapa
tahun dan Comte mengakui besarnya hutang pada Saint- Simon: ”aku benar-
benar berhutang secara intelektual pada Saint- Simon …ia banyak berperan
dalam mengenalkan aku ke wilayah filsafat yang kini aku ciptakan untuk
diriku sendiri dan tanpa ragu aku jalani seumur hidupku” (Durkheim,
1928/ 1962 :144). Namun pada tahun 1824 mereka bertengkar karena comte
yakin bahwa Saint- Simon ingin menghapuskan nama Comte dari daftar
ucapan terima kasihnya. kemudian Comte menulis bahwa hubungannya dengan
Saint- Simon “mengerikan” (Pickering, 1993:238) dan menggambarkannya
sebagai “penipu hina” ( Durkheim, 1928/1962 : 144 ). Pada tahun 1852,
Comte berkata tentang Saint- Simon, “Aku tidak berhutang apapun pada
orang ini” (Pickering, 1993:240).
Heibron (1995) menggambarkan bahwa Comte bertubuh pendek, tingginya
sekitar 5 kaki, 2 inci, dengan mata juling, dan sangat merasa resah
dengan situasi yang ada di sekitarnya, khususnya ketika menyangkut
perempuan. Ia juga terasing dari masyarakat secara keseluruhan. Ini
dapat membantu menjelaskan fakta bahwa Comte menikah dengan Caroline
Massin yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1842. Ia adalah seorang
anak haram yang belakangan disebut “pelacur” oleh Comte, meskipun
tuduhan itu akhir- akhir ini dipertanyakan (Pickering, 1997: 37).
Kegelisahan pribadi yang dialami Comte berlawanan dengan rasa aman yang
begitu besar terhadap kapasitas intelektualnya, dan tampak bahwa rasa
percaya kuat.
Pada tahun 1826, Comte mengolah satu skema
yang akan digunakannya untuk menyampaikan serangkaian 72 kuliah umum
tentang filsafatnya. Kuliah yang diberikan Comte menarik banyak audien
akan tetapi dihentikan pada perkuliahan ketiga dikarenakan Comte
mengalami masalah mental. Bahkan pernah mencoba bunuh diri.
Meskipun Comte tidak memperoleh posisi regular di Ecole
Polytechnique, Comte mendapatkan posisi minor sebagai asisten pengajar
pada tahun 1832. Pada tahun 1837 Comte mendapatkan posisi tambahan
sebagai penguji ujian masuk, dan untuk pertama kalinya, ini memberikan
pendapatan yang memadai karena, selama ini ia sering kali tergantung
secara ekonomis terhadap keluarganya. Selama kurun waktu tersebut Comte
mengerjakan enam jilid karya yang melambungkan namanya, Cours De
Philosophie Positive, yang secara keseluruhan terbit pada tahun 1842,
dimana jilid pertama terbit pada tahun 1830. Dalam karya ini Comte
memaparkan pandangannya bahwa sosiologi adalah ilmu tertinggi. Ia juga
menyerang Ecole Polytechenique, dan hasilnya adalah pada tahun 1844
pekerjaannya sebagai asisten tidak diperpanjang. Pada tahun 1851 ia
menyelesaikan 4 jilid buku Systeme De Politique Positive, yang lebih
bertujuan praktis, dan menawarkan rencana reorganisasi masyarakat.
Heilbron menandaskan bahwa pada tahun 1838 terjadi kehancuran besar
pada kehidupan Comte dan sejak saat itu ia kehilangan harapan bahwa
setiap orang akan memikirkan karyanya secara serius tentang ilmu
pengetahuan secara umum, dan khususnya pada sosiologi. Pada saat yang
bersamaan ia mengawali hidup “yang menyehatkan otak”; yaitu, Comte mulai
tidak mau membaca karya orang lain, yang akibatnya adalah ia menjadi
kehilangan harapan untuk dapat berhubungan dengan perkembangan
intelektual terkini. Setelah tahun 1838 ia mulai mengembangkan gagasan
anehnya tentang revormasi masyarakat yang dipaparkan dalam bukunya
Systeme De Politique Positive. Comte mulai menghayalkan dirinya sebagai
seorang pendeta tinggi agama baru kemanusiaan; ia percaya pada dunia
yang pada akhirnya akan dipimpin oleh sosiolog – pendeta. Dalam hal
ini, Comte banyak dipengaruhi oleh latar belakang katoliknya. Menarik
untuk disimak ditengah – tengah gagasan berani itu, pada akhirnya Comte
memang mendapatkan banyak pengikut di Prancis, maupun disejumlah negara
lain. Akhirnya, Aguste Comte wafat pada 5 September 1857.
- B. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN AUGUSTE COMTE
Untuk memahami pemikir sintetis seperti halnya Comte, adalah penting
bagi kita untuk mengenal sejauh mungkin berbagai sumber yang menjadi
latar belakang pemikirannya. Hal ini terutama karena Comte adalah Filsuf
yang telah berhasil untuk mensintesakan didalam dirinya berbagai hasil
pemikiran dari berbagai ahli pikiran yang mendahuluinya. Ada beberapa
sumber penting yang menjadi latar belakang yang menentukan jalan pikiran
Comte, yaitu:
- Revolusi perancis dengan segala aliran pikiran yang berkembang pada masa itu. Comte tidaklah dapat dipahami tanpa latar belakang revolusi perancis dan juga Restorasi Dinasti Bourbon di Perancis yaitu pada masa timbulnya krisis sosial yang maha hebat dimasa itu. Sebagai seorang ahli pikir, Comte berusaha untuk memahami krisis yang sedang terjadi tersebut. ia berpendapat bahwa manusia tidaklah dapat keluar dari krisis sosial yang terjadi itu tanpa melalui pedoman – pedoman berpikir yang bersifat scientific. Maka revolusi itu merupakan stimulus bagi pikiran Comte sendiri,
- Sumber lain yang menjadi latar belakang pemikiran Comte adalah filsafat sosial yang berkembang di Perancis pada abad ke-18. Khususnya filsafat yang dikembangkan oleh para penganut paham encyclopedist ini, terutama dasar – dasar pikirannya, sekalipun kelak ia mengambil posisi tersendiri setelah keluar dari aliran ini.
- Sumber lainnya adalah aliran reaksioner dari para ahli pikir Thoecratic terutama yang bernama De Maistre dan De Bonald. Aliran reaksioner dalam pemikiran Katolik Roma adalah aliran yang menganggap bahwa abad pertengahan kekuasaan gereja sangat besar, adalah periode organis, yaitu suatu periode yang secara paling baik dapat memecahkan berbagai masalah – masalah sosial. Aliran ini menentang pendapat para ahli yang menganggap bahwa abad pertengahan adalah abad di mana terjadinya stagmasi didalam ilmu pengetahuan, karena kekuasaan gereja yang demikian besar di segala lapangan kehidupan. Comte telah membaca karya – karya pemikir Theocratic dibawah pengaruh Sain– Simont sebagaimana diketahui Sain– Simont juga menganggap bahwa abad pertengahan adalah periode organic yang bersifat konstruktif.
- Sumber terakhir yang melatarbelakangi pemikiran Comte adalah lahirnya aliran yang dikembangkan oleh para pemikir sosialistik, terutama yang diprakarsai oleh Sain– Simont. Comte telah membangun hubungan yang sangat erat dengan Sain– Simont dan juga dengan para ahli pikir sosialis Prancis lainnya. Comte di suatu pihak akan membangun pengetahuan sosial dan dipihak lain akan membangun kehidupan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat scientific. Sebenarnya Comte memiliki sifat tersendiri terhadap aliran ini, tetapi sekalipun demikian dasar – dasar aliran masih tetap dianutnya terutama pemikiran mengenai pentingnya suatu pengawasan kolektif terhadap masyarakat, dan mendasarkan pengawasan tersebut didalam suatu dasar yang bersifat scientific.
Comte adalah penyumbang terbesar untuk membangun sosiologi sebagai
suatu ilmu. Dalam buku filsafat positifnya, yang pada dasarnya merupakan
suatu buku tentang filsafat ilmu pengetahuan dan uraian tentang itu
telah mengambil tempat paling banyak dalam bukunya itu. Comte
menguraikan metoda – metoda berpikir ilmiah. Comte mengatakan bahwa ilmu
pengetahuan pada dasarnya tidak lebih dari pada suatu perluasan metode
yang sangat sederhana dari akal sehat, terhadap semua fakta– fakta yang
tunduk kepada akal pikiran manusia. Comte sangat mendasarkan seluruh
pemikirannya kepada perkembangan atau kemampuan akal pikiran atau
intelegensi manusia. Dengan cara berpikir seperti ini nantinya akan
melahirkan banyak kritik terhadap Comte dengan filsafat positif yang
dikembangkannya.
C. TEORI – TEORI AUGUSTE COMTE DAN PERKEMBANGANNYA DALAM ILMU SOSIOLOGI
Auguste Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian yaitu Social Statics dan Social Dynamic. Social statics dimaksudkannya sebagai suatu study tentang hukum– hukum aksi dan reaksi antara bagian– bagian dari suatu sistem sosial. Social statics merupakan
bagian yang paling elementer dari ilmu sosiologi, tetapi dia bukanlah
bagian yang paling penting dari study mengenai sosiologi, karena pada
dasarnya social statics merupakan hasil dari suatu pertumbuhan.
Bagian yang paling penting dari sosiologi menurut Auguste Comte adalah apa yang disebutnya dengan social dynamic, yang didefinisikannya sebagai teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat. Karena social dynamic merupakan study tentang sejarah yang akan menghilangkan filsafat yang spekulatif tentang sejarah itu sendiri.
Pembagian sosiologi kedalam dua bagian ini bukan berarti akan memisahkannya satu sama lain. Bila social statics
merupakan suatu study tentang masyarakat yang saling berhubungan dan
akan menghasilkan pendekatan yang paling elementer terhadap sosiologi,
tetapi study tentang hubungan– hubungan sosial yang terjadi antara
bagian – bagian itu tidak akan pernah dapat dipelajari tanpa memahaminya
sebagai hasil dari suatu perkembangan. oleh karena itu, Comte
berpendapat bahwa tidaklah akan dapat diperoleh, suatu pemahaman yang
layak dari suatu masalah sosial tanpa mengguanakan pendekatan social dynamic atau pendekatan historis.
- 1. Social Dynamics
Social dynamics adalah teori tentang perkembangan manusia.
Comte tidak membicarakan tentang asal usul manusia karena itu berada di
luar batas ruang lingkup ilmu pengetahuan. Karena ajaran filsafat
positif yang diajukannya mengatakan bahwa semua ilmu pengetahuan
haruslah dapat dibuktikan dalam kenyataan. Dia berpendapat bahwa di
dalam masyarakat terjadi perkembangan yang terus menerus, sekalipun dia
juga menambahkan bahwa perkembangan umum dari masyarakat tidak merupakan
jalan lurus.
Ada banyak hal yang mengganggu perkembangan suatu masyarakat seperti
faktor ras manusia sendiri, faktor iklim dan faktor tindakan politik.
Comte berpendapat bahwa jawaban tentang perkembangan sosial harus dicari
dari karakteristik yang membedakan antara manusia dengan binatang.
Menurut Comte, yang membedakan manusia dengan binatang adalah
perkembangan inteligensi manusia yang lebih tinggi. Comte mengajukan
hukum tentang 3 tingkatan inteligensi manusia, yaitu pemikiran yang
bersifat theologis atau fictious, metaphisik atau abstrak, scientific
atau positive. Sjarah umat manusia sebenarnya ditentukan oleh
pertumbuhan dari pemikiran manusia, hukum tertinggi dari sosiologi
haruslah hukum tentang perkembangan inteligensi manusia.
- The Law of three stages
Merupakan hukum tentang perkembangan inteligensi manusia, dan yang
berlaku tidak hanya terhadap perkembangan manusia, tetapi juga berlaku
terhadap perkembangan individu. Hukum ini merupakan generalisasi dari
tiap bagian dari pemikiran manusia yang berkembang semakin maju melalui 3
tahap pemikiran, yaitu The Telogical, or Fictitious; The Metaphysical
or Abstract; dan The Scientific, or Positive.
Tahap tingkatan pemikiran yang bersifat theological atau fictious dibagi kedalam 3 bagian yaitu Fethism,
adalah untuk menggambarkan tingkatan pemikiran yang menganggap bahwa
semua gejala yang terjadi dan bergerak berada dibawah pengaruh dari
suatu kekuatan supernatural atau suatu kekuatan ghaib. Dalam pemikiran
ini, manusia menginterpretasikan segala hal sebagai karya (hasil
tindakan) dari supernatural being. Oleh para ahli bidang agama dianggap
sebagai tahap perkembangan agama pada tingkatan yang animisme.
Tetapi evolusi pemikiran manusia berlangsung terus. Melalui suatu proses
atau daya imajinasi, manusia mulai menyederhanakan daripada
kekuatan-kekuatan gaib yang dianggap menguasai segala benda-benda dan
sesuatu yang bergerak itu. Proses penyederhanaan ini menuju ke arah
tahap pemikiran yang bersifat polytheism. Polytheism, yaitu
tingkat pemikiran bahwa segala sesuatu yang di alam ini dikemudikan oleh
kemauan dewa-dewa. Dalam ini timbulah anggapan bahwa dewalah yang
menguasai gejala-gejala tertentu, dimana masing-masing dewa itu hanya
mengatur suatu kekuatan atau bagian khusus tertentu. Dari tahap
pemikiran polytheism, terjadilah hal-hal yang bersifat
kontradiktif, terutama mengenai kekuatan dari berbgai dewa. Ada semacam
kekayaan yang timbul dan manusia akhirnya tiba pada suatu kesimpulan,
bahwa dari berbagai dewa-dewa tersebut, pastilah ada suatu dewa yang
dianggap memiliki kedudukan tertinggi, dibandingkan dengan dewa yang
lain. Tahap ini menjurus kearah strukturisasi dari para dewa tersebut,
yaitu anggapan atau pengakuan terhadap adanya dewa yang tertinggi yang
mengatur dewa-dewa yang lain. Dari pemikiran penyederhanaan dewa-dewa
tersebut, sampailah manusia pada tingkat pemikiran yang menganggap bahwa
hanya ada satu Tuhan yang mengendalikan alam ini, yang disebut dengan monotheism.
- The Law of the hierarchie of the sciencies (hierarki dari ilmu pengetahuan)
Di dalam menyusun susunan ilmu pengetahuan, Comte menyadarkan diri
kepada tingkat perkembangan pemikiran manusia dengan segala tingkah laku
yang terdapat didalamnya. Sehingga sering kali terjadi didalam
pemikiran manusia, kita menemukan suatu tingkat pemikiran yang bersifat
scientific. Sekaligus pemikiran yang bersifat theologies didalam melihat
gejala-gejala atau kenyataan-kenyataan.
- The Law of the correlation of practical activities
Comte yakin bahwa ada hubungan yang bersufat natural antara cara
berfikir yang theologies dengan militerisme. Cara berfikir theologies
mendorong timbulnya usaha-usaha untuk menjawab semua persoalan melalui
kekuatan(force). Karena itu, kekuasaan dan kemenangan selalu menjadi
tujuan daripada masyarakat primitive dalam hubungan satu sama lain.
Pada tahap yang bersifat metafisis, prinsip-prinsip hukum (khususnya
hukum alam) menjadi dasar daripada organisasi kemasyarakatan dan
hubungan antara manusia. Tahap metafisis yang bersifat legalistic
demikian ini merupakan tahap transisi menuju ke tahap yang bersifat
positif.
- The Law of the correlation of the feelings
Comte menganggap bahwa masyarakat hanya dapat dipersatukan oleh
feelings. Demikianlah, bahwa sejarah telah memperlihatkan adanya
korelasi antara perkembangan pemikiran manusia dengan perkembangan dari
social sentiment. Didalam tahap yang teologis, sentiment sosial dan rasa
simpati hanya terbatas dalam masyarakat lokal atau terbatas dalam city
state. Tetapi dalam abad pertengahan, sosial sentiment berkembang
semakin meluas seiring dengan perkembangan agama Kristen. Abad
pertengahan adalah abad yang oleh Comte dianggap sebagai abad dalam
tahap metafisis. Tetapi dalam tahap yang positif/ scientific, social
simpati berkembang menjadi semakin universal. Comte yakin bahwa sikap
positif dan scientific pikiraan manusia akan mampu memperkembangkan
semangat alturistis dan menguniversilkan perasaan sosial(social
simpati).
2. Social statics
Dengan social statics dimaksudkan Comte sebagai teori
tentang dasar masyarakat. Comte membagi sosiologi kedalam dua bagian
yang memiliki kedudukan yang tidak sama. Sekalipun social statics adalah bagian yang lebih elememter didalam sosiologi tetapi kedudukannya tidak begitu penting dibandingkan dengan social dynamics. Fungsi dari sosial statics adalah
untuk mencari hukum – hukum tentang aksi dan reaksi dari pada berbagai
bagian didalam suatu sistem sosial. Sedangkan dalam sosial statics mencari hukum – hukum tentang gejala – gejala sosial yang bersamaan waktu terjadinya. Didalam sosial statics, terdapat 4 doktrin yaitu doktrin tentang individu, keluarga, masyarakat dan negara.
- 3. Beberapa catatan terhadap Aguste Comte
Comte merupakan figur sentral dalam sejarah pemikiran sosial. Dia
merupakan pelopor dari suatu ilmu pengetahuan yang kelak tumbuh menjadi
demikian penting dan sangat dibutuhkan. Ajaran Comte tentang pentingnya
suatu pemahaman terhadap kenyatan – kenyataan objective yang bersifat
positive, tidak pelak lagi merupakan dasar dari perkembangan ilmu
pengetahuan. Tetapi sebagaimana halnya dengan para pioner lainnya, Comte
tidaklah terlepas dari berbagai kekurangannya. Pertama, kita dapat
mencatat tentang kekurangannya ini, sekalipun dia membela sosiologi yang
dibangunnya itu sebagai suatu ilmu pengetahuan positif, tetapi pada
kenyataannya dia tetap meletakakan sebagai bagian dari filsafat sosial.
Namun sekalipun demikian, sosiologi telah berhutang budi sangat besar
kepada Comte, yang menunjuk pentingnya penggunaan suatu metode ilmiah
yang bersifat induktif didalam sosiologi. Dia memang telah melakukan
kesalahan pada mulanya dengan ajarannya tentang pengertian phenomenalisme dengan objektivisme,
tetapi hal tersebut tidaklah membutakan mata kita terhadap nilai
positif dari sumbangannya untuk membangun suatu metode ilmiah yang tepat
untuk membangun sosiologi.
1 komentar:
ᐈ 50+ Best Casino Site Bonus Codes For 2021
Read our top 50 best casino site luckyclub.live bonuses for 2021. Find the best offers, promotions and free spins offers from top online casinos. We list
Posting Komentar